Kamis, 24 April 2014
Sabtu, 05 April 2014
09.25
Unknown
A. JUDUL
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
B. TUJUAN
1. Mengetahui strukutur anatomi (jaringan) tumbuhan pada akar, batang dan daun
2. Mengetahui perbedaan jaringan tumbuhan monokotil dan dikotil (batang dan akar)
3. Mengetahui keterkaitan antara struktur dengan fungsi jaringan pada tumbuhan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Mikroskop
2. Kaca preparat
3. Kaca penutup
4. Beker glass
5. Pipet tetes
6. Silet tajam
7. Eosin
8. Tumbuhan monokotil ( jagung )
9. Tumbuhan dikotil ( kacang tanah )
D. LANGKAH KERJA
1. Buatlah irisan melintang akar tumbuhan monokotil ( jagung ) dan dikotil ( kacang tanah ) dengan menggunakan silet tajam (setipis mungkin)
2. Letakkan irisan pada kaca preparat, tetesi dengan sedikit air dan tutup dengan menggunakan kaca penutup
3. Amati dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran yang paling lemah terlebih dahulu
4. Untuk memperjelas bagian-bagian yang kalian amati, tambahkan eosin dengan mengguakan pipet tetes
5. Gambarlah hasil pengamatan kalian pada tabel hasil pengamatan
6. Ulangi langkah 1-5 untuk mengamati batang dan akar
7. Kajilah teori tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
No
|
Bagian Tumbuhan
|
Gambar Hasil
Pengamatan
|
|
Tumbuhan
Monokotil
(
Jagung )
|
Tumbuhan
Dikotil
( Kacang tanah )
|
||
1
|
Akar
|
|
|
2
|
Batang
|
|
|
3
|
Daun
|
|
|
Kamis, 03 April 2014
21.19
Unknown
A. JUDUL
Struktur Morfologi Tumbuhan dan Fungsi Bagian Tumbuhan
B. TUJUAN
1. Mengetahui struktur morfologi tumbuhan (akar, batang dan daun)
2. Mengetahui fungsi bagian tumbuhan (akar, batang dan daun)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat tulis
2. Buku IPA
3. Pohon yang ada di lingkungan sekolah
D. LANGKAH KERJA
1. Amatilah struktur morfologi tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah (mangga dan anggrek), meliputi akar, batang dan daun
2. Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel
3. Kajilah teori yang berkaitan dengan fungsi akar, batang dan daun
4. Masukkan hasil kajian ke dalam tabel
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
F. KESIMPULAN
Struktur Morfologi Tumbuhan dan Fungsi Bagian Tumbuhan
B. TUJUAN
1. Mengetahui struktur morfologi tumbuhan (akar, batang dan daun)
2. Mengetahui fungsi bagian tumbuhan (akar, batang dan daun)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat tulis
2. Buku IPA
3. Pohon yang ada di lingkungan sekolah
D. LANGKAH KERJA
1. Amatilah struktur morfologi tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah (mangga dan anggrek), meliputi akar, batang dan daun
2. Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel
3. Kajilah teori yang berkaitan dengan fungsi akar, batang dan daun
4. Masukkan hasil kajian ke dalam tabel
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
No
|
Nama
Tumbuhan
|
Bagian
|
Ciri
Morfologi
|
Fungsi
|
1
|
Mangga
|
Akar
|
|
|
Batang
|
|
|
||
Daun
|
|
|
||
2
|
Anggrek
|
Akar
|
|
|
Batang
|
|
|
||
Daun
|
|
|
20.14
Unknown
Daun sebagi tempat terjadi fotosintesis merupakan organ yang sangat penting bagi tumbuhan. Berbeda dengan organ lainnya, daun umumnya bersifat sementara. Struktur daun sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun tumbuhan berbiji sangat bervariasi. Seperti pada akar dan batang, daun juga tersusun atas beberapa sistem jaringan, yaitu jaringan dermal, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, dan jaringan pembuluh.
Epidermis daun terdapat pada dua bagian yaitu permukaan bagian atas (epidermis atas atau vertal) dan permukaan bagian bawah (epidermis bawah atau dorsal). Seperti umumnya, epidermis terdiri atas selapis sel, kecuali pada beberapa tumbuhan seperti pada karet munding (Ficus) dan Piper, epidermis terdiri atas beberapa sel.
Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel bagian luar umumnya berdinding tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk lapisan kutikula yang tipis dan tebal. Tumbuhan xerofit (hidup di daerah kering) umumnya epidermisnya berkutikula tebal. Pada beberapa tumbuhan pada bagian atas kutikula juga ditemukan lapisan lilin.
Stomata sebagai derivat epidermis bisa terdapat pada kedua permukaan daun atau salah satu permukaan saja, umumnya dibagian bawah, tetapi pada tumbuhan yang hidup terapung di air stomata terletak pada permukaan atas. Stomata berguna sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi.
Sel-sel epidermis daun tidak menagndung kloroplas, kecuali pada sel penutup dan epidermis daun tumbuhan yang hidup tenggalam di air.
Mesofil adalah lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil biasanya terdiri atas sel-sel parenkim yang homogen (pada rumput-rumputan), atau terdifernsiasi menjadi parenkim jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spon). Parenkim mesofil mengandung kloroplas, karena itu mesofil merupakan jaringan utama untuk fotosintesis.
Paenkim palisade merupakn sel-sel yang bentuknya silindris, tersusun rapat seperti pagar. Parenkim palisade umumnya dijumpai pada lapisan atas daun menempati hiangga 2/3 bagian mesofil, tetapi juga dapat ditemukan pada kedua sisi permukaan daun.
Parenkim bunga karang tersusun oleh sel-sel yang bentunya bervariasi. Umumnya tersusun tidak teratur, bercabng-cabang, berisi kloroplas, dan tersusun sedemikain rupa membentuk suatu jaringan seperti bunga karang.
Sistem jaringan pembuluh pada daun terletak di dalam tulang daun beserta anak tulang daunnya. Pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri atas satu ikatan pembuluh, yang xilemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke permukaan bawah daun. Pada anak tulang daun dapat lebih sederhana dan kadang-kadang tidak sempurna, terdiri atas xilem saja atau floem saja.
Berikut gambar penampang melintang daun
Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun tumbuhan berbiji sangat bervariasi. Seperti pada akar dan batang, daun juga tersusun atas beberapa sistem jaringan, yaitu jaringan dermal, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, dan jaringan pembuluh.
Epidermis daun terdapat pada dua bagian yaitu permukaan bagian atas (epidermis atas atau vertal) dan permukaan bagian bawah (epidermis bawah atau dorsal). Seperti umumnya, epidermis terdiri atas selapis sel, kecuali pada beberapa tumbuhan seperti pada karet munding (Ficus) dan Piper, epidermis terdiri atas beberapa sel.
Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel bagian luar umumnya berdinding tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi umumnya dari kutin. Penebalan dari kutin ini membentuk lapisan kutikula yang tipis dan tebal. Tumbuhan xerofit (hidup di daerah kering) umumnya epidermisnya berkutikula tebal. Pada beberapa tumbuhan pada bagian atas kutikula juga ditemukan lapisan lilin.
Stomata sebagai derivat epidermis bisa terdapat pada kedua permukaan daun atau salah satu permukaan saja, umumnya dibagian bawah, tetapi pada tumbuhan yang hidup terapung di air stomata terletak pada permukaan atas. Stomata berguna sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi.
Sel-sel epidermis daun tidak menagndung kloroplas, kecuali pada sel penutup dan epidermis daun tumbuhan yang hidup tenggalam di air.
Mesofil adalah lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil biasanya terdiri atas sel-sel parenkim yang homogen (pada rumput-rumputan), atau terdifernsiasi menjadi parenkim jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spon). Parenkim mesofil mengandung kloroplas, karena itu mesofil merupakan jaringan utama untuk fotosintesis.
Paenkim palisade merupakn sel-sel yang bentuknya silindris, tersusun rapat seperti pagar. Parenkim palisade umumnya dijumpai pada lapisan atas daun menempati hiangga 2/3 bagian mesofil, tetapi juga dapat ditemukan pada kedua sisi permukaan daun.
Parenkim bunga karang tersusun oleh sel-sel yang bentunya bervariasi. Umumnya tersusun tidak teratur, bercabng-cabang, berisi kloroplas, dan tersusun sedemikain rupa membentuk suatu jaringan seperti bunga karang.
Sistem jaringan pembuluh pada daun terletak di dalam tulang daun beserta anak tulang daunnya. Pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri atas satu ikatan pembuluh, yang xilemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke permukaan bawah daun. Pada anak tulang daun dapat lebih sederhana dan kadang-kadang tidak sempurna, terdiri atas xilem saja atau floem saja.
Berikut gambar penampang melintang daun
20.06
Unknown
Batang sebagai salah satu organ pada tumbuhan memiliki sistem jaringan yang serupa deengan akar. Batang merupakan sumbu tumbuhan dan berperan untuk mendukung bagian tumbuhan diatas tanah, selain itu juga sebagai alat transportasi yaitu transportasi air dan ion-ion yang terlarut dari kar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke bagian yang lainnya.
Struktur batang tumbuhan berpembuluh sangat bervariasi. Pada dasarnya pada irisan melintang btang akan tampak tiga daerah pokok atau tiga sistem jaringan yaitu epidermis, korteks, dan stele (silinder pusat).
Epidermis batang umumnya terdiri dari selapis sel yang menelubungi batang. Seringkali ditutupi kutikula. Pada batang yang melakukan fotosintesis mungkin pada lapisan epidermis ditemukan adanya stomata. Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari selapis sel. Lapisan epidermis kedua dan seterusnya dapat disebut sebagai hipodermis, bila perkembangannya berasal dari meristem jaringan dasar. Pada epidermis batang dapat ditemukan derivat epidermis misalnya: rambut (trichoma) sering dijumpai pada batang muda, sel silika, dan sel gabus.
Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila ada tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder.
Korteks pada batang merupakan daerah di antara epidermis dan silinder pusat. Korteks batang sebagian besar terdiri atas parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Kolenkim sering dijumpai pada bagian tepi korteks membentuk lingkaran penuh atau seperti rusuk-rusuk. Lapisan paling dalam dari korteks adalah endodermis. Seringkali batas antara korteks dan daerah jaringan pembuluh tak jelas karena tidak ada endodermis. Di dalam sel-sel endodermis biasanya terdapat butir-butir amilum, oleh karena itu jaringan ini disebut sarung tepung atau seludang pati, misalnya pada batang muda Ricinus komunis. Diantara sel endodermis tak ada ruang antar sel. Walaupun dari segi morfologi tak terlihat endodermis, telah dibuktikan bahwa lapisan korteks yang paling dalam memiliki sifat kimiawi dan fisiologi yang serupa. Dengan demikian ada batas fisiologis antara korteks dan daerah silinder pusat.
Stele (silinder pusat) merupakan sistem jaringan primer yang terdiri atas satuan berkas pengangkut beserta jaringan pendukungnya (misalnya empulur, perisekel, jaringan inter fasikuler), baik yang tersusun sederhana maupun kompleks.
Pada batang tumbuhan dikotil, silinder pusat tersusun atas perisekel (perikambium), berkas pengangkut dan empulur. Berkas pengangkut letaknya dipisahkan satu dengan yang lainnnya oleh deretan sel-sel parenkim yang tersusun radial yang disebut jari-jari empulur, sedangkan pusatnya tersusun dari sel-sel parenkim disebut empulur. Pada tumbuhan monokotil, korteks dan empulur tidak dapat dibedakan dengan jelas sehingga disebut jaringan dasar saja. Berkas pengangkut bervariasi dalam ukuran dan susunannya. Sedangkan letak floem terhadap xilem bervariasi.
Berikut gambar perbedaan jaringan anatara batang monokotil dan dikotil
Struktur batang tumbuhan berpembuluh sangat bervariasi. Pada dasarnya pada irisan melintang btang akan tampak tiga daerah pokok atau tiga sistem jaringan yaitu epidermis, korteks, dan stele (silinder pusat).
Epidermis batang umumnya terdiri dari selapis sel yang menelubungi batang. Seringkali ditutupi kutikula. Pada batang yang melakukan fotosintesis mungkin pada lapisan epidermis ditemukan adanya stomata. Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari selapis sel. Lapisan epidermis kedua dan seterusnya dapat disebut sebagai hipodermis, bila perkembangannya berasal dari meristem jaringan dasar. Pada epidermis batang dapat ditemukan derivat epidermis misalnya: rambut (trichoma) sering dijumpai pada batang muda, sel silika, dan sel gabus.
Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila ada tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder.
Korteks pada batang merupakan daerah di antara epidermis dan silinder pusat. Korteks batang sebagian besar terdiri atas parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Kolenkim sering dijumpai pada bagian tepi korteks membentuk lingkaran penuh atau seperti rusuk-rusuk. Lapisan paling dalam dari korteks adalah endodermis. Seringkali batas antara korteks dan daerah jaringan pembuluh tak jelas karena tidak ada endodermis. Di dalam sel-sel endodermis biasanya terdapat butir-butir amilum, oleh karena itu jaringan ini disebut sarung tepung atau seludang pati, misalnya pada batang muda Ricinus komunis. Diantara sel endodermis tak ada ruang antar sel. Walaupun dari segi morfologi tak terlihat endodermis, telah dibuktikan bahwa lapisan korteks yang paling dalam memiliki sifat kimiawi dan fisiologi yang serupa. Dengan demikian ada batas fisiologis antara korteks dan daerah silinder pusat.
Stele (silinder pusat) merupakan sistem jaringan primer yang terdiri atas satuan berkas pengangkut beserta jaringan pendukungnya (misalnya empulur, perisekel, jaringan inter fasikuler), baik yang tersusun sederhana maupun kompleks.
Pada batang tumbuhan dikotil, silinder pusat tersusun atas perisekel (perikambium), berkas pengangkut dan empulur. Berkas pengangkut letaknya dipisahkan satu dengan yang lainnnya oleh deretan sel-sel parenkim yang tersusun radial yang disebut jari-jari empulur, sedangkan pusatnya tersusun dari sel-sel parenkim disebut empulur. Pada tumbuhan monokotil, korteks dan empulur tidak dapat dibedakan dengan jelas sehingga disebut jaringan dasar saja. Berkas pengangkut bervariasi dalam ukuran dan susunannya. Sedangkan letak floem terhadap xilem bervariasi.
Berikut gambar perbedaan jaringan anatara batang monokotil dan dikotil
19.54
Unknown
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan biji berkembang dari meristem apek di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio dinamakan radikula. Pada Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar adventif (akar tambahan). Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan susunan akar serabut.
Peranan akar adalah untuk menyerap air dan garam-garaman dari dalam tanah juga menambatkan tumbuhan pada tanah atau substrat. Akar juga berperan dalam penyimpanan cadangan makanan seperti pada ketela pohon, talas, dan ubi jalar.
Pada dasarnya secara anatomi seluruh organ pada tumbuhan disusun oleh tiga jaringan utama (sistem jaringan dasar, jaringan dermal, dan jaringan pembuluh). Demikaian halnya dengan akar secara umum, pada irisan melintang, disusun oleh: epidermis; korteks akar, umumnya terdiri atas sel-sel parenkim; endodermis, lapisan terdalam dari korteks; dan sistem jaringan pengangkut.
Epidermis merupakan lapisan terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis tapi kadang-kadang berkutikula. Tebal tipisnya lapsan luar epidermis tergantung dari jenis akar itu sendiri, bahkan bisa berlapis dan terspesialisasi membentuk velamen seperti pada Orchidaceae.
Rambut akar sebagai bagian dari epidermis, memiliki ukuran sel yang berbeda dengan sel epidermis umumnya, disebut juga sebagai trikoblas. Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang keluar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.
Korteks akar umumnya terdiri atas sel-sel parenkim, sering mengandung tepung terkadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah beasar monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Lapisan terluar dari korteks, berbatasan langsung dengan epidermis, disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis atau lebih, dapat mengadakan diferensiasi menjadi hipodermis yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin. Sedangkan lapisan terdalam dari korteks akar berkembang dan berdiferensiasi membentuk endodermis. Sel endodermis berbeda dengan sel sebelah luar dan sebelah dalamnya. Pada endodermis dapat dijumpai sel-sel yang dindingnya tidak mengalami penebalan, sel ini disebut dengan sel peresap.
Sistem jaringan pengangkut merupakan jarinagan yang terdalam. Bagian terluar dan berbatasan langsung dengan enodermis, selapis atau beberapa lapis berupa sel-sel parenkim, disebut perisekel atau perikambium. Perisekel berdinding tebal dan mampu menghasilkan primordia akar cabang, sebagian felogen (kambium gabus), dan sebagian dari kambium pembuluh. Selain perisekel, dipusat silinder akar terdapat pula parenkim empulur, jika bagian tengah ini tidak ditempati jaringan pembuluh. Xilem dan floem akar biasanya tersusun secara radial. Bila jumlah berkas pembuluh tidak banyak, maka sering xilem bersatu di bagian tengah akar sehingga akar tidak berempulur.
Berikut adalah gambar perbedaan jaringan akar tumbuhan dikotil dan monokotil
Peranan akar adalah untuk menyerap air dan garam-garaman dari dalam tanah juga menambatkan tumbuhan pada tanah atau substrat. Akar juga berperan dalam penyimpanan cadangan makanan seperti pada ketela pohon, talas, dan ubi jalar.
Pada dasarnya secara anatomi seluruh organ pada tumbuhan disusun oleh tiga jaringan utama (sistem jaringan dasar, jaringan dermal, dan jaringan pembuluh). Demikaian halnya dengan akar secara umum, pada irisan melintang, disusun oleh: epidermis; korteks akar, umumnya terdiri atas sel-sel parenkim; endodermis, lapisan terdalam dari korteks; dan sistem jaringan pengangkut.
Epidermis merupakan lapisan terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis tapi kadang-kadang berkutikula. Tebal tipisnya lapsan luar epidermis tergantung dari jenis akar itu sendiri, bahkan bisa berlapis dan terspesialisasi membentuk velamen seperti pada Orchidaceae.
Rambut akar sebagai bagian dari epidermis, memiliki ukuran sel yang berbeda dengan sel epidermis umumnya, disebut juga sebagai trikoblas. Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang keluar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk tabung.
Korteks akar umumnya terdiri atas sel-sel parenkim, sering mengandung tepung terkadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah beasar monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Lapisan terluar dari korteks, berbatasan langsung dengan epidermis, disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis atau lebih, dapat mengadakan diferensiasi menjadi hipodermis yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin. Sedangkan lapisan terdalam dari korteks akar berkembang dan berdiferensiasi membentuk endodermis. Sel endodermis berbeda dengan sel sebelah luar dan sebelah dalamnya. Pada endodermis dapat dijumpai sel-sel yang dindingnya tidak mengalami penebalan, sel ini disebut dengan sel peresap.
Sistem jaringan pengangkut merupakan jarinagan yang terdalam. Bagian terluar dan berbatasan langsung dengan enodermis, selapis atau beberapa lapis berupa sel-sel parenkim, disebut perisekel atau perikambium. Perisekel berdinding tebal dan mampu menghasilkan primordia akar cabang, sebagian felogen (kambium gabus), dan sebagian dari kambium pembuluh. Selain perisekel, dipusat silinder akar terdapat pula parenkim empulur, jika bagian tengah ini tidak ditempati jaringan pembuluh. Xilem dan floem akar biasanya tersusun secara radial. Bila jumlah berkas pembuluh tidak banyak, maka sering xilem bersatu di bagian tengah akar sehingga akar tidak berempulur.
Berikut adalah gambar perbedaan jaringan akar tumbuhan dikotil dan monokotil
Rabu, 02 April 2014
Langganan:
Postingan (Atom)